Kementerian Pariwisata menginformasikan bahwa evakuasi pendaki asal Swiss yang mengalami kecelakaan di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah dilakukan secara aman dan cepat. Kerja sama lintas lembaga menjadi kunci keberhasilan evakuasi tersebut.
“Kita bersyukur kali ini cuaca mendukung dan lokasi kejadian dekat dengan area terbuka yang mudah untuk didarati helikopter, sehingga korban dapat dievakuasi dengan cepat,”
kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, dalam wawancara dengan ANTARA dari Jakarta pada Jumat. Kejadian ini mengingatkan kembali pada kecelakaan yang terjadi di Gunung Rinjani sebelumnya, yang melibatkan turis.
Informasi dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menyebutkan bahwa setelah laporan diterima pada pukul 11.25 WITA, tim gabungan segera bergerak. Tim ini terdiri dari BTNGR, Edelweis Medical Help Center (EMHC), Rinjani Squad, BASARNAS, Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan (Polhut), dan relawan, berkoordinasi dengan Kantor SAR Mataram dan Bali Air untuk menyiapkan evakuasi udara sesuai permintaan korban melalui asuransi pribadi.
Pada pukul 16.58 WITA, helikopter berhasil mengangkat korban dari lokasi dan membawanya ke BIMC Hospital Kuta di Bali. Dugaan awal menyebutkan korban mengalami patah tulang pada paha dan lengan, serta pendarahan di sekitar mata. Saat ini korban sudah mendapatkan tindakan medis lebih lanjut.
“Kementerian Pariwisata mengapresiasi pihak-pihak terkait yang telah menangani dengan gesit melalui kolaborasi lintas sektor dalam penanganan insiden ini,”
katanya. Hariyanto menambahkan bahwa insiden ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan bagi wisatawan, terutama di Gunung Rinjani. “Kami sepakat sepenuhnya bahwa keselamatan bukan hanya menjadi nilai tambah, melainkan pondasi utama yang harus diperhatikan dalam setiap kegiatan wisata. Tanpa jaminan keselamatan yang memadai, potensi pariwisata kita, sekaya apapun itu, tidak akan dapat berkembang secara optimal dan berkelanjutan,”
ujar dia.
Sebagai respon, Kementerian Pariwisata telah mengembangkan program unggulan yang komprehensif untuk memastikan keselamatan di sektor pariwisata. Program ini mencakup peningkatan standar keamanan destinasi, edukasi, sosialisasi kepada wisatawan dan pelaku usaha pariwisata, serta penguatan koordinasi lintas sektor dalam penanganan insiden.
Sebelumnya, pada Rabu (16/7), BE, seorang pendaki Swiss, dilaporkan terjatuh saat menuruni Gunung Rinjani menuju Danau Segara Anak setelah summit dini hari. Ketika ditemukan, BE mengalami patah tulang kaki dan luka di kepala, namun dilaporkan selamat. BE memulai pendakian melalui jalur Sembalun pada Selasa (15/7).
—