Zulkifli Hasan (Zulhas), Menteri Koordinator Bidang Pangan, mengumumkan bahwa penghapusan kuota impor sapi hidup sudah mulai berlaku untuk memastikan ketersediaan daging dan susu sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Sudah lah (sudah berlaku penghapusan kuota impor), sapi hidup ya,”
tutur Zulhas setelah menghadiri pembukaan Kick Off Pelatihan Capacity Building Sumber Daya Manusia dan Penguatan Kelembagaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Jakarta, Rabu.
Zulhas menjelaskan bahwa kini impor sapi hidup tidak dibatasi oleh kuota, dan pelaku usaha dapat mengimpor sebanyak yang diperlukan untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia.
“Sapi hidup nggak ada kuota lagi, bebas (impor sapi hidup),”
ucap Zulhas singkat.
Meskipun demikian, Zulhas tidak memberikan penjelasan lebih lanjut karena melanjutkan ke agenda Rapat Koordinasi Satuan Tugas Nasional Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Sebelumnya, Zulhas menyatakan pemerintah tidak lagi memberlakukan pembatasan kuota impor sapi hidup untuk memastikan ketersediaan pasokan daging hingga susu dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Zulhas menambahkan bahwa importir dapat mengimpor sapi hidup untuk tujuan penggemukan, pemotongan, dan produksi susu guna mendukung industri peternakan serta kebutuhan konsumsi masyarakat.
“Ya sekarang kan kita buka lebar. Impor sapi yang hidup, impor sapi yang hidup baik untuk potong, penggemukan maupun untuk susu. Sekarang kan bebas, kita bebaskan,”
kata Zulhas saat ditemui di acara peringatan Hari Susu Nusantara 2025 di Jakarta, Minggu (15/6).
Kebijakan tanpa kuota ini juga membuka peluang bagi industri pengolahan susu nasional untuk meningkatkan produksi dan kualitas pasokan serta memperkuat rantai pasok dari hulu ke hilir.
“Nggak ada kuota-kuota lagi, nggak ada. Jadi sapi hidup, apakah untuk digemukkan, apakah untuk susu. Sekarang nggak ada kuota, bebas, bebas,”
tambah Zulhas.
Menurut Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, Indonesia berencana mengimpor 2 juta sapi hidup hingga lima tahun ke depan atau sampai 2029 untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging dalam negeri.
“Kita target 5 tahun ini untuk susu 1,2 juta (sapi), kemudian untuk daging 800 ribu lebih. Jadi totalnya 2 juta selama 5 tahun,”
kata Sudaryono di Jakarta, Jumat (31/1).
Sudaryono menambahkan bahwa untuk tahun ini, target impor sebanyak 250 ribu sapi telah ditetapkan guna memenuhi kebutuhan susu dan daging.
(Antara)
—